Get Mystery Box with random crypto!

http://www.salamdakwah.com/forum/17187-mendiamkan-suami *TANY | Salamdakwah

http://www.salamdakwah.com/forum/17187-mendiamkan-suami

*TANYA USTADZ *

MENDIAMKAN SUAMI


Bismillah
Jika istri sering diamin suami, dengan alasan kalau di diamin si suami sifatnya lebih baik daripada saat istri biasa²nya dengan beliau, contohnya: kalau saat istri diamin (ngambek) suami jauh lbh perhatian, jauh lbh dermawan dgn siapapun mungkin dengan tujuan istrinya luluh lagi ke suami.
Suami lebih lemah lembut kalau lagi di diamin istri, kerjaan istri banyak di bantunya tanpa di suruh, tp situasi itu berbanding terbalik kalau istrinya lagi baik² aja dengannya. Jadi gimana hukumnya istri sering diamin suami dengan tujuan gitu ustadz ? Jazakillahu khair


*Jawaban Ustadz Mukhsin Suaidi: _Hafizhahullah_*
*(Pembina Grup Salamdakwah)*

Mendiamkan suami untuk tujuan duniawi semata tidaklah baik.

Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

لا يحل لرجل أن يهجر أخاه المسلم فوق ثلاث ، يلتقيان فيعرض هذا ويعرض هذا وخيرهما الذي يبدأ بالسلام (رواه البخاري، رقم 5727 ومسلم، رقم 2560 )

“Tidak halal bagi seseorang apabila ia memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim melebihi tiga hari, keduanya saling bertemu namun saling mengacuhkan satu sama lain dan yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai menegur dengan mengucapkan Salam.”

(Hadits Riwayat AI Bukhari, no. 5727 dan Muslim, no. 2560)

Kalau memang suami bermaksiat kepada Allah Ta'ala maka boleh didiamkan supaya dia sadar, namun ingat dan perlu digaris bawahi bahwa itu bukan langkah pertama untuk menghilangkan kemungkaran dari suami.

Kami sarankan kepada istri untuk memberi masukan (sebagai langkah pertama) dengan memakai semua metode yang dihalalkan seperti berbicara langsung, menasehati melalui perantara orang lain, atau buku, atau mengajak dia kajian.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

من رأى منكم منكراً فليغيّره بيده ، فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان (رواه مسلم، رقم 49 )

“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia merobahnya dengan tangannya, apabila dia tidak mampu merobah dengan tangannya maka dengan lisannya, dan apabila tidak mampu merobah dengan lisannya maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya keimanan”
(Hadits riwayat Muslim, no. 49)

Kami sarankan sekali lagi untuk tidak sering-sering menggunakan metode mendiamkan karena khawatirnya efek buruk kembali ke istri, misalnya kalau sering-sering didiamkan maka dikhawatirkan suami mencari kenyamanan hati ke wanita lain. Mengingat mendiamkan adalah termasuk kekerasan psikologis.

Kekerasan nonfisik meliputi:
merendahkan pasangan, menghina, mengancam, mengritik pasangan secara berlebihan, adanya kontrol berlebih, dll.

Kalau mendiamkan pasangan tidak didahului oleh informasi kesalahan dia maka pasangan akan bertanya-tanya apa kesalahan yang telah dilakukannya dan menyalahkan dirinya.
Ingat, pasangan bukanlah yang mengetahui bagaimana perasaan dan keinginan dan hati. Mendiamkan hanya akan memperkeruh suasana dan hubungan bila menjadi kebiasaan. Jika dibiarkan terus menerus, kekerasan seperti ini akan menimbulkan dampak negatif dalam diri, pasangan dan hubungan.

Umumnya, dampak dari kekerasan psikologis diantaranya depresi, kurang motivasi, kebingungan, merasa tidak berharga, tidak memiliki harapan, self-blame, dan self- destructiveness.

Memang benar jika kekerasan psikologis dikatakan sebagai jenis kekerasan yang paling menyakitkan karena akan menimbulkan luka psikologis yang lebih serius pada korban.
Engel, Beverly. (2002).
The emotionally abusive relationship:
How to stop being abused and how to stop abusing.
New Jersey: John willey and Sons, inc.

Jadi yang bisa dilakukan oleh istri adalah berbicara dari hati ke hati dengan cara yang bijak dan bukan dengan cara "menggalaki" atau "mencerewerti" suami dalam semua hal karena berharap kesempurnaan suami. Koreksilah kesalahan-kesalahan yang memang urgen untuk diluruskan. Jangan lupa mendo'akan suami dan mintalah kepada mertua untuk mendo'akan suami.